Ketika Akademisi dan Pemerintah Bahas Sampah dan Air di Kota Ternate

- Wartawan

Selasa, 9 Mei 2023 - 20:32 WIT

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Diskusi Sampah, Manusia dan Kota. (Rakyatmu)

Diskusi Sampah, Manusia dan Kota. (Rakyatmu)

RAKYATMU.COM – Akademisi Maluku Utara dan Pemerintah Kota Ternate membahas pengelolaan sampah dan air di Kota Ternate. Akademisi berpendapat, bahwa masih ada problem mendasar yang perlu dituntaskan dengan melibatkan publik.

Sejarawan Maluku Utara Irfan Ahmad menjelaskan, jika dilihat kebelakang persoalan sampah terus digaungkan setiap kepemimpinan Kota Ternate.

Menurut dia, ada tujuh Perda (Peraturan) dan dua Perwali (Peraturan Wali Kota) tetapi untuk membackup 160 ton sampah setiap hari, tidak mampu, hal ini karena tidak berbasis kebudayaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Tapi minimal kita memiliki pondasi yang kuat, dimulai dari budaya bersih-bersih. Sejak dini orang tua harus mengawal anaknya tentang kebersihan di rumah, sehingga terbawah hingga dewasa, maka dengan sendirinya kesadaran itu akan tertanam di kepala,” kata Irfan belum lama itu dalam diskusi bertajuk “Sampah, Manusia, Dan Kota”.

Menurut dosen Unkhair Kota Ternate ini, perlu diketahui salah satu kota kolonial yang tidak berhasil adalah Ternate.

Hampir semua Kota yang ditinggalkan kolonial berhasil dalam persoalan air dan sampah sebab berbicara Kota, maka akan terjadi proses urbanisasi dan itu cukup cepat, terus bagaimana cara pemerintah untuk mengatasinya.

“Pemerintah harus tegas lewat aturan, agar orang datang ke Ternate bisa mengikuti. Bukan ingin membuat perbandingan tetapi kita harus mengakui kalau berbicara sampah seperti Negara Jepang dan Belanda dalam hal ketertiban, mereka memulainya sejak anak berusia dini,” bebernya.

Sementara itu, Peneliti Ekologi Maluku Utara Deddy Arif menerangkan, bagaimana relasi antara sampah dan air tanah, yang selama ini orang berpikir sampah tidak berpengaruh.

BACA JUGA :  Retribusi Parkir Kota Ternate Mengalami Peningkatan

Padahal ada satu poin penting yakni sampah sangat berpengaruh terhadap kondisi dan kualitas air tanah, yang dikhawatirkan suatu waktu akan dirasakan pengaruh zat metana dari sampah plastik maupun mikroplastik terhadap air.

“Dibeberapa kota diluar sudah terjadi, saya berharap kota ini ke depan tidak ada yang sakit karena gara-gara sampah dan air tanah,” imbuhnya.

Dia menjelaskan, model air tanah adalah porositas, ambil contoh misalnya titik air tanah yang dimanfaatkan berada di Kelurahan Tubo, sementara dibelakang batu angus ada tumpukan sampah yang cukup banyak.

“Plastik bukan satu dia tahun terurai, dalam skala waktu yang panjang tersebut akan mencairkan zat metana plastik tadi dan bukan menguap saja tapi akan terurai masuk melalui cela-cela batu dan pasir”.

“Sebetulnya inti poinnya adalah sampah dan perubahan iklim, karena salah satu faktor utama mempengaruhi sampah,” ungkapnya.

Menurut dia, ada satu poin yang tidak tersentuh adalah soal edukasinya. Sampah dan air tanah ketika sudah berada di krisis yang maksimal maka masuk dalam kebencanaan.

“Literasi sampah sangat minim, saya berharap persoalan sampah sama dengan dibidang kebencanaan lainnya,” katanya.

Dia bilang, stunting bukan kekurangan gizi karena makanan tetapi barometernya ada pada air. Infiltrasi sampah yang masuk pada sumber air utama, sehingga kelompok anak dan balita mengkonsumsi air yang sudah tercemar sebelumnya.

BACA JUGA :  Wali Kota Ternate Beri Kuliah Umum kepada Ribuan Mahasiswa Baru Unkhair

“Jadi kita jangan melihat sampah hanya satu arah, tapi sampah ini betul-betul akan menjadi momok Kota Ternate. Apalagi sungainya bukan sungai mengalir tapi mati,” tandasnya.

Terpisah Kepal Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (Kabid PPKL) DLH Kota Ternate, M. Syarif Tjan mengatakan, berbicara persoalan sampah pasti saja menyangkut dengan masa lalu, sekarang dan akan datang.

Untuk masa sekarang, menurut dia, satu orang menghasilkan sampah 0,7 ons maka perhari masyarakat Kota Ternate menghasilkan 160 ton sampah.

“Sedangkan, sampah baru terangkut 80 ton, berarti masih tersisa 80 ton, karena TPS di Kota Ternate totalnya 114 dan kita masih butuh tambahan 300 TPS lagi,” ungkapnya.

Syarif mengaku, armada pengangkut sampah di DLH sebanyak 16, tetapi hanya sepuluh yang aktif, 6 diantaranya rusak ringan dan tidak bisa dipaksakan beroprasi setiap hari.

“Sampah ini bukan proyek dan program tetapi soal proses, kan ada input, proses, impek dan outcome. Kita sekarang lagi memperbaiki prosesnya,” ucapnya.

Kata Syarif,  Kedepan manajemennya akan dirubah ke Industrialisasi, karena Wali Kota Ternate  M. Tauhid Soleman mempunyai 14 program prioritas, salah satunya pengelolaan sampah berbasis partisipatif.

“Jadi pengelolaan sampah berbasis komunitas. Anggaran di DLH Rp 35 Miliar bagi saya itu kegagalan, terus ada yang bilang harus tambah lagi anggarannya, itu keliru. Semakin kecil anggaran di DLH dan sampah teratasi maka semakin sukses,” terangnya. (**)

Penulis : Haerudin

Editor : Diman Umanailo

Berita Terkait

Ghifari Bopeng Serap Aspirasi warga Soal Drainase hingga Kelangkaan Minyak Tanah
DP3A Kepulauan Sula Bakal Bentuk Satgas PPA dan FAD Tekan Kekerasan Perempuan dan Anak
Kuota CHJ Kepulauan Sula 2025 Sebanyak 105 Orang
DPRD Pulau Taliabu Minta Pemda Segera Bahas Juknis Makan Gratis
DPRD Pulau Taliabu Gelar RDP Bahas DBH
38 Pedagang Siap Dipindahkan di Kawasan Pusat Kuliner Kota Rempah
684 peserta Lulus Seleksi PPPK di Pulau Taliabu
Pemkab Pulau Taliabu Target PAD 2025 Sebesar Rp 39 Miliar

Berita Terkait

Selasa, 14 Januari 2025 - 13:56 WIT

Ghifari Bopeng Serap Aspirasi warga Soal Drainase hingga Kelangkaan Minyak Tanah

Selasa, 14 Januari 2025 - 12:35 WIT

DP3A Kepulauan Sula Bakal Bentuk Satgas PPA dan FAD Tekan Kekerasan Perempuan dan Anak

Senin, 13 Januari 2025 - 15:22 WIT

Kuota CHJ Kepulauan Sula 2025 Sebanyak 105 Orang

Kamis, 9 Januari 2025 - 22:38 WIT

DPRD Pulau Taliabu Gelar RDP Bahas DBH

Kamis, 9 Januari 2025 - 18:48 WIT

38 Pedagang Siap Dipindahkan di Kawasan Pusat Kuliner Kota Rempah

Kamis, 9 Januari 2025 - 15:14 WIT

684 peserta Lulus Seleksi PPPK di Pulau Taliabu

Rabu, 8 Januari 2025 - 23:08 WIT

Pemkab Pulau Taliabu Target PAD 2025 Sebesar Rp 39 Miliar

Rabu, 8 Januari 2025 - 22:58 WIT

7 Desa di Pulau Taliabu Perjuangkan Pemakaran Kecamatan Baru, Ini Respon Bupati

Berita Terbaru

Kepala Kemenag Kabupaten Kepulauan Sula. Dok; Rakyatmu/Istimewa

Daerah

Kuota CHJ Kepulauan Sula 2025 Sebanyak 105 Orang

Senin, 13 Jan 2025 - 15:22 WIT