RAKYATMU.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate, Provinisi Maluku Utara terus mendorong program pengelolaan sampah berbasis partisipatif masyarakat. Untuk mewujudkan itu, Pemkot melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis (Bimtek) kepada Camat, Lurah, dan Satgas sampah (operator armada sampah roda tiga), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan TP PKK dengan program Bank Sampah.
Kegiatan ini akan berlangsung selama tiga hari. Hari pertama, dilakukan di Kecamatan Ternate Selatan yang berlangsung di Kantor Bappelitbangda pada Selasa (28/11/2023). Berikutnya Kecamatan Ternate Tengah dan Kecamatan Ternate Utara.
Sosialisasi dan Bimtek tersebut, Pemkot menghadirkan pemateri dari Kabupaten Malang, yakni Nugraha Wijayanto dan Supardi dari Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) 3R Mulyoagung Bersatu Kabupaten Malang.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam pengelolaan sampah berbasis partisipatif, Supardi cs bertindak sebagai pendamping hingga program ini selesai. Diketahui, Nugraha Wijayanto dan Supardi pernah dihadirkan Pemerintah Kota saat Musrenbang RKPD pada Bulan Maret 2023 di Ballroom Royal Resto.
Dikesempatan itu, Kepala Bappelitbangda Kota Ternate Rizal Marsaoly, menjelaskan tujuan dari bimbingan teknis ini untuk memperkuat pengolahan sampah berbasis partisipatif di lapangan, termasuk menyusun road map atau peta pelaksanaan.
“Dalam konsep tersebut, dibutuhkan peran yang sangat aktif dari Lurah. Artinya, Lurah punya peran penting dalam mengawasi pengangkutan sampah oleh armada sampah roda tiga,” ujar Rizal.
Ia menyebutkan, selama dua tahun, pemerintah kota dibawah kepemimpinan M. Tauhid Soleman telah menambahkan 150 unit armada sampah roda tiga termasuk CSR, dump truck, ambrol hingga 13 unit kontainer sampah.
“Dengan penambahan sejumlah fasilitas persampahan itu, langkah pemerintah saat ini adalah memperkuat pola angkut atau pungut sampah di level RT sampai masuk ke TPS3R atau trans depo, selanjutnya ke TPA,” jelasnya.
Olehnya itu, mantan Kepala Dinas Perkim Kota Ternate ini, menyampaikan bahwa sosialisasi yang melibatkan pihak terkait untuk memperkuat langkah penanganan sampah dan satu persepsi mulai dari petugas kebersihan, sama-sama mewujudkan program tersebut.
Sebab, menurut Rizal dalam upaya menciptakan Kota Ternate yang bersih dalam dua atau tiga tahun ke depan, minimalnya harus ada road map atau peta jalan, sehingga ada acuan atau strategi yang lebih terarah.
“Itulah kenapa dalam sosialisasi ini kita perlu datangkan teman-teman dari Kabupaten Malang. Karena ini adalah komitmen pemerintah kota yang serius dalam mengurus persoalan sampah,” tuturnya.
Lebih jauh mantan dosen UMMU Maluku Utara itu, menyebutkan salah satu misi Wali Kota Ternate pada Tahun 2024 mendatang adalah industrialisasi sampah. Menuju ke arah itu, harus ada persiapan di akhir tahun 2023, agar terarah hingga tahun depan.
Maka dari itu, ia berharap, Lurah harus berperan penting dari hulu hingga hilir. Harus komitmen dan disiplin saat jam kerja. Meski begitu, ia mengakui upaya membentuk mind sate masyarakat terkait waktu pembuangan sampah memang butuh waktu, sehingga harus dibutuhkan peran dari lurah.
Selain itu, ia menegaskan, setelah ada penambahan armada sampah, dan jika lurah tidak serius dalam menjalankan pengawasan, maka dilakukan evaluasi. Sebab ini merupakan kebijakan orang nomor satu di jajaran pemerintah kota. (**)
Editor : Diman Umanailo