RAKYATMU.COM – Polsek Sulabesi Barat, Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara, melaporkan informasi terkait kejadian bunuh diri seorang remaja berinisial AF (15 Tahun) di Desa Wai Ina pada Sabtu (29/7/2023).
Hal ini dibenarkan Kapolres Kepulauan Sula AKBP Cahyo Widyatmoko berdasarkan informasi dari Kapolsek Sulabesi Barat, IPTU Iqbal Umanailo, bahwa terjadi kejadian bunuh diri seorang pelajar.
Cahyo menyatakan, keterangan saksi I, sekitar pukul 07.00 WIT, mendengar dari anaknya MI (2 Tahun) berkata darah sembari menunjuk ke arah rumah saksi II yang merupakan TKP (Tempat Kejadian Perkara).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Merasa penasaran saksi I mendatangi TKP dan melihat korban dalam kondisi kaku dan berlumuran darah. Kemudian, saksi I berlari keluar dari rumah lokasi TKP sambil teriak meminta pertolongan kepada warga masyarakat.
“Saksi III dan saksi IV yang mendengar teriakkan langsung menuju ke TKP (Rumah Saksi II),” ucapnya.
Kata Cahyo, keterangan dari saksi III dan saksi IV bahwa mendengar teriakan minta tolong dari saksi I, sehingga mereka berdua menuju TKP dan melihat korban dalam keadaan tergeletak kaku berlumuran darah serta terdapat sebilah pisau di samping korban.
“Selanjutn saksi III mengambil dan memindahkan sebilah pisau tersebut kebagian kaki korban,” kata Cahyo.
Ia menyebutkan, keterangan saksi II, sekitar Pukul 05.30 WIT, korban mendatangi dan membangunnya saat tidur dikamar sambil berkata:
“Kepala saya sakit, saya sudah mau mati, Nenek (Saksi II) tolong maafkan saya dan sampaikan kepada Ibu saya tolong maafkan saya”.
Mendengar keluhan dan perkataan dari korban.
“Kamu kenapa berbicara seperti itu,” tanya saksi II kepada korban.
“Saya sudah melihat dari Handphone (HP),” ujar korban menjawab pertanyaan saksi II.
Selanjutnya, sekitar pukul 06.20 WIT, saksi II beranjak pergi keluar dari rumah menuju kebun mengambil jeruk nipis untuk dikirim ke Kota Sanana.
Sepulangnya dari kebun sekitar pukul 07.15 WIT, saksi II melihat banyak orang di rumahnya dan mendengar bahwa cucunya (korban) telah meninggal dunia berlumuran darah dengan kondisi luka sayatan di bagian leher.
Berdasarkan hasil pulbaket di lapangan, ungkap Kapolres, korban merupakan cucu dan tinggal serumah dengan neneknya yang merupakan saksi II.
Korban merupakan sosok yang pendiam, tidak suka bercanda dan jarang bergaul serta tidak memiliki permasalahan maupun dendam baik dilingkungan sekolah maupun dilingkungan masyarakat.
“Bahwa korban sering bermain game online Free Fire atau Game Perang,” ungkapnya.
Berdasarkan fakta – fakta diatas, menurut Kapolres, diketahui bahwa korban sering terobsesi dengan permainan Game Online Free Fire / Game Perang, hal tersebut dikuatkan oleh keluarganya dan teman-teman sekolah.
“Tidak menutup kemungkinan korban melakukan aksi bunuh diri, dikarenakan depresi oleh permainan game online Free Fire,” tuturnya.
“Pihak keluarga korban meminta untuk tidak dilakukan otopsi karena segera dilaksanakan pemakaman,” pungkasnya. (**)
Penulis : Roy
Editor : Diman Umanailo