RAKYATMU.COM – Harita Nickel menggelar panen padi di Desa Buton Kecamatan Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara. Panen kali ini merupakan program Sentra Ketahanan Pangan Obi (Sentani).
Berdasarkan keterangan Harita, hasilnya mencapai 5,3 Ton GKP (Gabah Kering Panen) per hektare dengan total 12 hektare lahan sawah. Jika dibandingkan panen sebelumnya hanya 1 Ton GKP per hektare.
Direktur External Relations PT TBP Stevi Thomas mengatakan, panen padi ini, merupakan panen kedua dari program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dalam upaya ketahanan pangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Perusahaan mendukung ketahanan pangan di Pulau Obi dengan menginisiasi terbentuknya program Sentani sebagai bagian dari Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat,” kata Stevi.
Program Sentani, lanjut dia, bertujuan untuk meningkatkan ekonomi warga dan pemenuhan kebutuhan pangan. Selain itu, kata dia, terdapat tiga sektor yang menjadi sasaran program pengembangan ekonomi yaitu Sektor Pertanian, UMKM dan Perikanan.
“Pilar pengembangan ekonomi menjadi komitmen perusahaan guna mendukung pertumbuhan ekonomi di sekitar wilayah kerja perusahaan untuk membuka akses pada mata pencaharian alternatif bagi masyarakat dalam usaha pertanian, peternakan dan perikanan,” jelasnya.
Program ini juga memiliki tujuan dalam rangka menunjang pendapatan rumah tangga sehingga mendorong tercapainya petumbuhan ekonomi keluarga dan mengembangkan ekonomi lokal yang mandiri dan berkesinambungan.
Dikatakan, perusahaan selalu memberi bantuan penanganan pasca-panen dan juga pendampingan kepada 1 Bumdes, 2 kelompok tani dan 65 anggotanya.
“Dengan adanya keikutsertaan perusahaan dalam program ini, hasil panen meningkat berkali-kali lipat dibanding panen sebelum program Sentani ini berjalan,” kata Stevi.
Stevi menjelaskan, selain Program Sentani di Desa Buton, perusahaan juga membangun pusat pertanian terpadu. Salam Kawasi (Bersama Belajar Pada Alam Kawasi) di Desa Kawasi.
Sistem pertanian terpadu diharapkan dapat menghasilkan pakan yang murah, sumber energi terbarukan, dan pupuk organik yang dapat dimanfaatkan untuk usaha pertanian.
Salam Kawasi yang dibangun, tutur dia, akan menjadi sekolah lapang bagi masyarakat yang ingin belajar mengenai pertanian, peternakan dan perikanan.
Saat ini progres pembangunan Griya Salam Kawasi terus berlanjut. Kegiatan budidaya tanaman terus dilakukan, karena sudah masuk tahap kedua budidaya. Pihaknya juga melakukan pengadaan solar panel sebagai pemenuhan daya listrik guna aktivasi budidaya tanaman hidroponik.
“Diharapkan pusat pertanian terpadu Salam Kawasi ini akan beroperasi penuh pada tahun 2023 sebagai pusat pembelajaran pertanian bagi masyarakat di Pulau Obi,” kata Stevi.
Sementara itu Ketua Kelompok Tani Ake Morere Desa Buton, Kecamatan Obi, La Alimin (54) mengatakan sebelum Harita Nickel masuk membina para petani hasil panennya biasa-biasa saja.
“Sebelum Harita Nickel masuk membina petani, hasil panen kita hanya sekitar 1 satu ton lebih dari setiap satu hektare, tetapi setelah perusahaan Harita masuk, hasil panen kita melonjak drastis,” terangnya. (Tim)