RAKYATMU.COM – SMP Negeri 1 Kota Ternate angkat bicara terkait dengan 12 siswa yang terjaring razia oleh pihak Satpol PP saat kedapatan asyik nongkrong disebuah kafe ketika masih jam sekolah pada Rabu (28/2/2024) kemarin.
Belasan siswa tersebut langsung digiring ke Kantor Satpol PP Kota Ternate untuk dilakukan pembinaan. Meksi begitu, pihak sekolah membantah bahwa siswa yang diamankan hanya berjumlah delapan orang.
“Hanya berjumlah 8 siswa saja,” kata Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Kota Ternate Mustamin Hamzah saat dikonfirmasi Rakyatmu.com pada Kamis (29/2/2024).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Mustamin menjelaskan salah satu siswanya merupakan atlet sehingga mengikuti pertandingan bola basket diluar sekolah, namun beberapa temannya juga ikut sehingga terciduk saat nongkrong di kafe.
“Oh iyah, tadi memang ada satu siswa yang diizinkan sekolah ikut pertandingan basket karena memang siswa tersebut atlet basket di salah satu club basket, tapi kemudian ikut beberapa temannya yang tidak ada kaitannya dengan basket dan nongkrong di kafe,” tuturnya.
Usai diamankan, Mustamin menyebut, dihubungi Kepala Satpol PP untuk menjemput siswanya agar dilakukan pembinaan. Ia mengapresiasi pihak terkait karena membantu mengamankan siswa yang bolos.
“Mereka diamankan di kantor Satpol PP Kota Ternate, kemudian kasatpol menghubungi saya, sehingga bagian kesiswaan jemput dan bawa kembali ke sekolah. Kami apresiasi dan berterima kasih kepada Kasatpol PP dan anggotanya atas tindakan mengamankan siswa yang bolos sekolah,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Satpol PP Kota Ternate Fhandy Mahmud mengatakan, 12 pelajar diamankan karena kedapatan bolos mengikuti proses belajar mengajar di sekolah. Pihaknya mengakui mendapatkan informasi dari masyarakat setempat.
“Kami amankan, sebab beraktivitas di luar sekolah saat jam belajar. Mereka asyik nongkrong di kafe, bahkan sampai malam hari. Masyarakat yang hubungi kami jadi langsung bergerak ke lokasi,” katanya saat ditemui di halaman kantor pada Rabu (28/2/2024).
Fhandy menjelaskan, dari 12 pelajar SMP tersebut satu di antaranya sudah kelas 1 SMA. Namun, tidak membedakan itu, semuanya diberikan edukasi agar hal serupa jangan sampai terulang lagi.
“Pembinaan lebih lanjut maka dikembalikan ke sekolah, tetapi jika mengulangi lagi orang tua pelajar akan dipanggil untuk menjemput anaknya di kantor,” pungkasnya. (**)
Penulis : Haerudin Muhammad
Editor : Diman Umanailo