RAKYATMU.COM – Kabupaten Kepulauan Sula mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) di perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-22 Kabupaten Kepulauan Sula setelah mendapat rekor makan cokelat terbanyak.
Kabupaten Kepulauan Sula dapat penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) makan cokelat terbanyak di perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-22 Kabupaten Kepulauan Sula.
Diketahui, cokelat yang disediakan sebanyak 5.200 batang dengan peserta sebanyak 5.000. Kesempatan tersebut, orang nomor satu di jajaran Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula itu mengajak masyarakat tingkatkan SDM.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pulau Taliabu itu juga mengajak masyarakat melestarikan budaya bertani. Sebab, pertanian merupakan sektor yang signifikan tingkatkan pertumbuhan ekonomi.
“Mari kita berkebun, menanam, coklat, cengkeh, kenari, kopi. Untuk menunjang ekonomi masyarakat Kepulauan Sula, menuju Sula Bahagia,” ajak Bupati, Sabtu (31/5/2025) di Istana Daerah.
Beta (Saya) minta maaf yang sebesar-besarnya di HUT Kabupaten Kepulauan Sula ke 22 Tahun, mari semua lihat Negeri Dad Hia Ted Sua untuk kedapan lebih baik lagi,” ucap Fifian.
Terpisah, Ketua Panitia, Kamarudin Mahdi mengatakan, kegiatan makan cokelat ini bagian rangkaian acara HUT Kabupaten Kepulauan Sula ke 22 Tahun.
Namun ia menegaskan, kegiatan makan cokelat bukan saja acara seremonial di HUT kabupaten, lebih dari itu tujuan pemerintah daerah untuk memperkokoh fondasi masyarakat untuk tetap bertani.
Di Kepulauan, kata dia, saat ini sudah dikenal dengan komoditas Cokelat Sulamina, yang produksi oleh Perusahaan Sulamina yang berada Desa Wainin, Kecamatan Sanana Utara.
“Di Kepulauan Sula sudah dikenal dengan Cokelat Sulamina baik tingkat nasional maupun mancanegara. Bahkan Cokelat Sulamina ini bahan baku hasil dari petani kitta sendri,” jelasnya
“Kita menargetkan, Kepulauan Sula jadi penyuplai cokelat di Provinsi Maluku dan Nasional bahkan ke luar Negeri. Apalagi bahan mentahnya hasil dari petani di Sula, dengan begitu masyarakat akan tetap menanam dan merawat tanaman yang sudah,” cetusnya. (**)
Penulis : Aryanto
Editor : Diman