RAKYATMU.COM – Tempat Penampungan Sementara (TPS) di RSUD Chasan Boesoirie Kota Ternate, Maluku Utara, dibiarkan menumpuk selama dua minggu.
Hal itu lantaran pihak RSUD belum membayar retribusi ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Ternate selama 4 bulan.
Pantauan Rakyatmu.com, sampah yang diisi dengan kresek plastik maupun karton bekas dibiarkan menumpuk di TPS, sehingga mengeluarkan bau yang sangat menyengat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal itu dikeluhkan masyarakat yang tinggal disekitarnya, bahkan ada yang melampiaskan dengan mencoret di pagar TPS yang berisi sindiran ke pihak RSUD.
Dengan tulisan “Akibat Pancuri Anggaran Sampah, Masyarakat Jadi Korban”.
Kepala Bidang Administrasi Umum RSUD Hani S mengaku, TPS tersebut apabila terlambat diangkut oleh DLH Kota Ternate, untuk dibuang ke Tempat Penampungan Akhir (TPA), maka sangat mengganggu masyarakat sekitar.
“Kalau tidak diangkut memang sangat bau karena dekat dengan rumah warga, harus diangkut setiap hari, RSUD masuk pelayanan khusus,” kata Hani ketika ditemui di ruangan kerjanya pada Jumat (12/5/2023).
Dia menjelaskan, sampah yang menumpuk di TPS dikarenakan produksi sampah di RSUD Chasan Boesoirie setiap harinya itu sangat banyak.
Sementara ukuran TPS yang ada cukup kecil, sehingga dalam satu hari saja sampah bisa menggunung.
“Belum lama ini kita minta ke DLH untuk menyiapkan kontainer sampah, tapi alasannya kontainernya terbatas.”
“RSUD sendiri bisa siapkan hanya saja kondisinya lagi seperti begini, jadi insya Allah kalau ada anggaran baru bisa dibayarkan,” sambungnya.
Selain itu, dia membenarkan, sampah yang menumpuk akibat dari pihak RSUD belum melakukan pembayaran retribusi ke DLH sekitar 4 bulan.
“Pembayaran dilakukan bila DLH menyiapkan dokumen berupa MoU dan daftar harga. Kira bayar ini kan harus punya daftar harga, intinya ada dasarnya. Sementara kita lagi perbaiki internal,” jelasnya.
Sementara itu, sumber terpercaya Rakyatmu.com di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Ternate menyebutkan, pelayanan terkait pengangkutan sampah di RSUD Chasan Boesoirie dilakukan sesuai kesepakatan yang sudah dibuat.
“Bahwa kami selalu melakukan pelayanan intensif kepada RSUD namun pembayaran retribusi selama bulan Januari, Februari, Maret sampai April belum dibayarkan. Jika dibayar maka kami siap melakukan pelayanan kembali,” singkatnya mengakhiri. (**)
Penulis : Haerudin
Editor : Diman Umanailo