RAKYATMU.COM – Pandara Kananga merupakan pusat Kuliner di Kelurahan Makassar Timur, Kecamatan Ternate Tengah, Kota Ternate, Maluku Utara.
Pusat kuliner ini, diresmikan oleh Wali Kota Ternate M. Tauhid Soleman sekaligus penandatanganan pengalihan aset dari Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (BPPW) Maluku Utara kepada Pemerintah Kota Ternate.
Penandatanganan itu dilakukan oleh Wali Kota Ternate M. Tauhid Soleman dan Kepala BPPW Maluku Utara Firman Aksara pada Selasa (25/7/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Anjungan Kuliner Pandara Kananga disediakan 32 lapak kuliner dan penataannya sangat memuaskan bagi para pedagang dan pengunjung. Pengunjung, selain menikmati makanan, juga disuguhkan dengan pemandangan laut.
Namun lebih lanjut, harus mengetahui arti dan cerita singkat “Pandara Kananga”.
Pandara diambil dari bahasa daerah Maluku Utara yang artinya dermaga atau tempat perahu berlabuh kapal tradisional pengangkut barang komoditi.
Sedangkan Kananga artinya bunga pohon yang memiliki serbuk harum di pesisir pantai limau Kananga.
Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman, Disperkim Kota Ternate, Rosita Tauda dalam membacakan gambaran singkat Pandara Kananga, menuturkan, dahulu wilayah pesisir pantai setempat dijadikan sebagai tempat pengikat armada komoditi sandang dan pangan yang berasal dari daerah lain Maluku Utara.
“Pandara yang artinya dermaga atau tempatnya perahu berlabuh kapal tradisional pengangkut barang komoditi. Sedangkan Kananga artinya bunga pohon yang memiliki serbuk harum di pesisir pantai limau Kananga,” jelas Rosita.
Ia menyebutkan, selain Pandaran Kananga, juga ada Pandara Oti yang berdekatan dengan Dodoku Ali. Kawasan pesisir setempat juga merupakan satu kawasan yang dibagi berdasarkan fungsi ruang dari kawasan tersebut yang didasari oleh kebiasaan Kesultanan Ternate
“Penempatan kawasan pesisir pantai berdasarkan tempat dan fungsi dari ruang pesisir pada saat itu adalah yang pertama pendaratan dan persinggahan atau tempat berlabuh perahu atau kapal tradisional pengangkut barang komoditi pangan dan jasa antar pulau,” tutur Rosita.
Kemudian, lanjut dia, Pandara Oti sebagai tempat pendaratan Armada perdagangan antar pulau dan juga sebagai pusat pendaratan Armada tempur atau perahu kora-kora militer pertahanan maritim kesultanan Ternate.
Untuk Dodoku Ali adalah Dermaga tempat pendaratan atau pelabuhan yang diperuntukan khusus bagi Sultan dan pengangkut pengangkut adat di kesultanan Ternate dalam melakukan kunjungan ke berbagai daerah asal yang dikenal dengan dorugam.
“Nama dodoku ali merupakan nama dari seorang panglima angkatan laut atau kapital laut dan seringkali yang diabadikan sebagai penanda atau kebesaran dari kesuksesannya di berbagai medan pertempuran dan pertahanan maritim,” ceritanya.
Sementara itu, Ketua Pokja Perumahan Kawasan Pemukiman Kota Ternate Muhammad Syafei mepaparkan anggaran penataan kawasan Makasar Timur hingga selesai dikerjakan dan dilakukan peresmian.
Kata dia, Pemerintah Kota Ternate pada tahun 2019 menganggarkan item pekerjaan timbunan dari APBD, penataan jalan lingkunan dan pemukiman, kemudian pembuatan kanal disisi barat anjungan dan tambatan perahu yang bersumber dari APBN, dengan jumlah anggaran dari APBD sebesar Rp 6 miliar.
“Kemudian pemerintah pusat di tahun 2019 melalui DAK regular BPPW menganggarkan Rp 10.472.000.000. Tahun 2022 melalui Kotaku sebesar Rp 21.407.162.700 dan di Tahun 2023 sebesar Rp 3 Miliar untuk finishing,” jelasnya.
Selain itu, ada alokasi anggaran DAK tematik pengentasan permukiman kumuh tahun 2021 sebesar Rp 8.210.868.300 ditembah biaya mengatasi warga terdampak sebesar Rp 5 miliar.
“Secara keseluruhan untuk penataan Makasar Timur sebesar Rp 85.972.193.400, untuk hasil penataan pemukiman Makasar Timur mulai dari 2019 sampai 2023 capain pengurangan kumuh dengan skoring menjadi 22 dengan tingkat kekumuhan ringan,” terangnya. (**)
Penulis : Man
Editor : Diman Umanailo