Ia menyebutkan di Kota Ternate ada 500 RW mengelola maggot dengan jumlah yang sama, maka reduksi sampah organik bisa 50 Ton sehari. Karena 1 kilogram maggot bisa menghabiskan sampah organik antara 4 sampai 5 kilogram per hari.
“Persoalan sampah ini tidak lagi membebani APBD Kota Ternate. Maggot ini bisa membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat karena hasil maggot bisa dijual sebagai pakan hewan seperti ikan, ayam dan burung,” ungkapnya.
Selain itu, Ia menambahkan maggot juga bisa dibuat menjadi bahan pokok makanan yaitu, tepung. Jadi sambil mengurangi sampah sambil juga menabung uang. Saat ini, kata dia, ternak maggot sangat menggiurkan karena 1 kilogram maggot berkisar di harga Rp 50.000 sampai Rp 60.000.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Permasalahan sampah di Kota Ternate masih menjadi salah satu pekerjaan rumah, karena 70 persen didominasi sampah organik dan dalam hitungan per hari saja terdapat 80 Ton sampah organik, hal ini diprediksi mengalami peningkatan setiap tahunnya,” tuturnya.
Ia menjelaskan selama ini sampah organik masih dibuang begitu saja tanpa diolah, jadi kita harus berinovasi melakukan pengurangan (reduksi) sampah organik sebelum dibuang ke TPA Takome.
“Kita tahu sampah organik kan biasanya mudah membusuk dan harus segera dialihkan dari sumbernya sebelum menimbulkan bau dan masalah sanitasi. Sehari saja tidak diangkut pasti mengganggu masyarakat,” tandasnya. (**)
Penulis : Haerudin Muhammad
Editor : Diman Umanailo
Halaman : 1 2