RAKYATMU.COM – Mahasiswa Kuliah Kerja Sosial dan Dakwah (KKSD) Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) Angkatan XXXI bersama Perangkat Kelurahan Ngade, Kecamatan Ternate Selatan, Kota Ternate, melakukan kerja bakti membersihkan sampah di kali mati (Barangka).
Sebelum dilaksanakan kerja bakti para mahasiswa melakukan observasi lapangan terlebih dahulu untuk memastikan titik mana yang menjadi penumpukan sampah.
Dari hasil observasi, barangka Kalibobo samping Sekolah Sahabat Cendekia ditemukan berbagai jenis sampah, yakni tas kresek, sedotan, styrofoam, botol minuman kaleng dan plastik serta sejenisnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dosen Pendamping Lapangan (DPL) Saiful Ahmad menjelaskan, berdasarkan data yang dimiliki oleh Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia (KLHK) menunjukkan bahwa di Indonesia terdapat jumlah timbunan sampah secara Nasional sebesar 175.000 ton per hari atau setara 64 juta ton per tahun.
Dari total timbunan sampah plastik, yang didaur ulang diperkirakan baru berkisar 10-15 persen. Kemudian, 60-70 persen ditimbun di TPA, dan 15-30 persen belum dikelola atau masih berada dilingkungan, terutama di perairan seperti sungai, danau, pantai, dan laut.
Melihat profil pengelolaan sampah Nasional, sumber sampah yang utama dihasilkan dari rumah tangga sebesar 36 persen. Lanjut dia, pasar serta perniagaan memberikan kontribusi timbunan sampah sebesar 38 persen dan sisanya 26 persen berasal dari kawasan, perkantoran dan fasilitas publik.
“Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengelolaan sampah merupakan hal yang penting di Indonesia,” kata Saiful pada Selasa (30/5/2023).
Saiful menyebutkan, persoalan sampah di Kota Ternate, sangat serius. Sebab, sampah tidak ditangani dengan baik. Akhirnya memenuhi kalimati, pantai dan laut. Bahkan terbawa hingga di Pulau Halmahera dan pulau kecil di sekitarnya.
“Selain itu, kesadaran masyarakat untuk mengelola dan memilah sampah juga minim, sehingga butuh edukasi bersama. Yang lebih gencar kepada masyarakat,” tuturnya.
Menurut dia, kontribusi sumber penyebab sampah itu, ada tiga pihak yang bertanggung jawab dalam pencemaran sampah plastik, yaitu, pemerintah, produsen dan konsumen.
Ia menyebutkan, observasi di lapangan menunjukan perlu ada gerakan bersama. Kata dia, gerakan yang dilakukan oleh Mahasiswa KKSD kelompok X dan DPL memutuskan sosialisasi sadar sampah di Kelurahan Ngade.
“Merancang dan melaksanakan kegiatan sosialisasi terkait betapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan pemanfaatan sampah rumah tangga melalui pengelolaan sampah yang baik dan benar,” tuturnya.
“Untuk kegiatan awal setelah survey lapangan dilanjutkan dengan pengambilan sampel sekaligus kerja bakti terbatas di barangka Kalibobo samping Sekolah Sahabat Cendekia dilingkungan RT 005/RW 002,” sambungan.
Saiful menambahkan, program KKSD UMMU kelompok X, dalam waktu dekat sebagai kelanjutan kegiatan awal adalah sosialisasi diperluas ke semua RT, kelompok Dasawisma, Pemuda dan masyarakat Ngade yang mendiami atau berhubungan langsung sepanjang jalur Kalibobo.
Diketahui, langkah sosialisasi yang mereka lakukan, menempelkan poster infografis dan spanduk tentang larangan pembuangan sampah di barangka Kalibobo dan proses pengelolaan sampah yang mudah untuk dijangkau oleh warga sekitar.
Alasan Mahasiswa memilih melakukan pembersihan di Kalibobo Kelurahan Ngade.
Pertama, aspek sejarah: sebelum PDAM masuk di Kota Ternate, Kalibobo merupakan sumber air minum dan air mandi serta cucian pakaian.
Kedua, aspek strategis lokasi: disamping terdapat Asrama Haji Transit Provinsi Maluku Utara, dan jalan menuju tiga kampus, yakni Unkhair, UMMU dan STIKIP.
Ketiga, Aspek Regulasi: sudah ada MoU antara Kampus UMMU Ternate dengan Pemerintah Kota Ternate. (**)
Penulis : Haerudin
Editor : Diman Umanailo