Trauma Lihat Kawasi, Konsultasi Publik PT KTS di Bobo Berakhir Tanpa Kesepakatan

- Wartawan

Kamis, 14 Agustus 2025 - 20:46 WIT

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kepala Desa Bobo, Zeth Jems Totononu menutup pertemuan konsultasi publik rencana eksplorasi pertambangan nikel PT Karya Tambang Sentosa. (Dok. warga)

Kepala Desa Bobo, Zeth Jems Totononu menutup pertemuan konsultasi publik rencana eksplorasi pertambangan nikel PT Karya Tambang Sentosa. (Dok. warga)

RAKYATMU.COM — Konsultasi publik yang digelar PT Karya Tambang Sentosa (KTS) di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara, untuk membahas rencana eksplorasi tambang nikel berakhir tanpa keputusan. Mayoritas warga menolak.

Pertemuan di Balai Desa Bobo, Obi Selatan, itu dimulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIT. Hadir dari pihak perusahaan, Direktur Utama Sandes Tambun, Manager Eksternal Arnoldus Wea, Kepala Teknik Tambang Faisal, dan Ahli Pertambangan Jefri Siahaan.

Dari unsur pemerintah tampak Kepala Desa Bobo Zeth Jems Totononu, Ketua BPD Nandis Kurama, serta Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Halsel Nonce Totononu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penolakan warga bukan tanpa alasan. Sebab, ada trauma kolektif di masyarakat akibat operasi tambang di desa-desa lain di Pulau Obi. Mulai dari pencemaran air, hilangnya lahan produktif, hingga tekanan sosial terhadap warga yang menolak.

“Kita bicara soal fakta, soal hal-hal yang ada di sekitar kami, itu sudah membuat kami trauma, masyarakat sebagian besar itu trauma,” tutur Pendeta Mersye Natalia Pattipeiluhu, tokoh Gereja Protestan Maluku dan jemaat di Desa Bobo, dalam forum.

Mersye kemudian menutup dengan pernyataan yang menggugat tanggung jawab korporasi: “Bisakah itu menjamin keberlangsungan hidup kami, 5, 10, 15, sampai 20 tahun ke depan? Bagaimana nantinya kalau hal-hal yang kami bayangkan dalam pikiran kami itu terjadi?” ujarnya.

BACA JUGA :  Air Laut, Panen Hujan hingga Daur Ulang: Inovasi Pengelolaan Air Harita Nickel

Kepala Desa Zeth Jems Totononu akhirnya menutup pertemuan dengan nada diplomatis. “Belum ada kesimpulan. Mungkin kita bisa bicarakan kembali di kemudian hari,” katanya.

Zeth kembali menyampaikan apresiasi atas partisipasi warga, namun menegaskan bahwa belum ada kesimpulan yang dapat diambil dari pertemuan itu. “Dengan kondisi ini, mungkin kita bisa bicarakan kembali di kemudian hari,” ujarnya.

Warga Desa Bobo gelar aksi penolakan kehadiran perusahaan tambang nikel PT Karya Tambang Sentosa. (Dok. warga)
Warga Desa Bobo, Kecamatan Obi Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, menggelar aksi penolakan atas kehadiran perusahaan tambang nikel PT Karya Tambang Sentosa. (Dok. warga)

Terpisah, Pendeta Esrom Lakoruhut yang merupakan Ketua Klasis Gereja Protestan Maluku (GPM) Pulau-Pulau Obi menyebut, Desa Kawasi sebagai cermin luka yang belum sembuh. Kawasi menjadi contoh nyata dampak buruk pertambangan.

“Hutan rusak, pesisir dan ruang tangkap nelayan tercemar, kebun rakyat dihancurkan, sumber mata air dirampas dan tercemar, warga mengidap berbagai penyakit baru, kekerasan serta kriminalisasi meningkat, bahkan warga dipaksa meninggalkan kampung halamannya sendiri,” tuturnya.

Menurut Esrom, tragedi ekologi dan sosial di Kawasi adalah peringatan keras bagi warga Desa Bobo. Oleh karena itu, Gerakan #SaveBobo secara tegas menolak menjadi korban berikutnya dari ekspansi tambang nikel. “Penolakan ini jelas bersifat total, tanpa syarat, dan tidak dapat dinegosiasikan,” tandasnya.

BACA JUGA :  Kontraktor Perbaiki Ulang Jalan Hotmix di Kalumata Kota Ternate

Sementara itu, Ketua Gerakan #SaveBobo, Vecky Kumaniren menyebut hal-hal yang berkaitan dengan administratif hanyalah formalitas prosedural. Sebab, itu tidak menjamin perlindungan terhadap warga dan lingkungan.

“Penolakan kami berakar pada hak dasar kami untuk hidup layak di lingkungan yang sehat, sebagaimana dijamin dalam konstitusi. Maka dari itu, kami secara tegas menolak kehadiran PT KTS maupun PT IMS (Intim Mining Sentosa) di Desa Bobo,” ujarnya.

“Kami juga menyerukan kepada seluruh pihak, termasuk pemerintah pusat dan daerah, untuk menghormati hak-hak warga di Desa Bobo dan menghentikan seluruh upaya pemaksaan operasi pertambangan di wilayah kami,” imbuhnya.

Di balik nama PT KTS, Koalisi Gerakan #SaveBobo menemukan jejak korporasi yang telah lama bercokol di Pulau Obi. Dalam penelusuran mereka, KTS bukan entitas baru, melainkan bagian dari jaringan perusahaan tambang yang terhubung langsung dengan konglomerasi Harita Nickel.

Struktur kepemilikan PT KTS menunjukkan bahwa PT IMS menguasai 49% saham, PT Trimegah Bangun Persada Tbk memiliki 36%, dan PT Banyu Bumi Makmur memegang 15% saham. Ketiganya merupakan bagian dari ekosistem bisnis Harita Group, yang telah mengoperasikan tambang nikel dan smelter di berbagai wilayah di Pulau Obi.

Penulis : Tim

Berita Terkait

Dinkes Pulau Taliabu Gelar Jalan Sehat Jelang HUT RI
Tim Penilai Lomba Desa Merah Putih Sasar Lima Desa di Mangoli Selatan
Polisi Taliabu Hanya Sita Miras di Kapal Tapi THM Dibiarkan Beredar
Dinkes Kota Ternate Permudahkan Cek Hb melalui Tiga Aplikasi Ini
Pemkot Ternate Serap Aspirasi Jamin Kesetaraan OYPMK
Buka Sosialisasi Narkoba, Wabup Pulau Taliabu Ingatkan Jangan Terjerumus
Ini Kendala ADD Pulau Taliabu Belum Cair
Desak Bebaskan 11 Warga Adat Maba Sangaji, LCI: Mereka Penyelamat Ruang Hidup

Berita Terkait

Jumat, 15 Agustus 2025 - 21:04 WIT

Dinkes Pulau Taliabu Gelar Jalan Sehat Jelang HUT RI

Jumat, 15 Agustus 2025 - 20:40 WIT

Tim Penilai Lomba Desa Merah Putih Sasar Lima Desa di Mangoli Selatan

Kamis, 14 Agustus 2025 - 22:19 WIT

Polisi Taliabu Hanya Sita Miras di Kapal Tapi THM Dibiarkan Beredar

Kamis, 14 Agustus 2025 - 11:26 WIT

Dinkes Kota Ternate Permudahkan Cek Hb melalui Tiga Aplikasi Ini

Kamis, 14 Agustus 2025 - 11:02 WIT

Pemkot Ternate Serap Aspirasi Jamin Kesetaraan OYPMK

Rabu, 13 Agustus 2025 - 21:44 WIT

Buka Sosialisasi Narkoba, Wabup Pulau Taliabu Ingatkan Jangan Terjerumus

Rabu, 13 Agustus 2025 - 21:34 WIT

Ini Kendala ADD Pulau Taliabu Belum Cair

Rabu, 13 Agustus 2025 - 13:32 WIT

Desak Bebaskan 11 Warga Adat Maba Sangaji, LCI: Mereka Penyelamat Ruang Hidup

Berita Terbaru

Kepala Dinas Kesehatan Pulau Taliabu, Kuraisia Marsaoly. (Rakyatmu)

Daerah

Dinkes Pulau Taliabu Gelar Jalan Sehat Jelang HUT RI

Jumat, 15 Agu 2025 - 21:04 WIT

Kantor Bupati Kepulauan Sula. (Istimewa/Rakyatmu)

Ragam Berita

KPPN Ternate Nobatkan Kepulauan Sula Pengelola TKD Terbaik

Kamis, 14 Agu 2025 - 22:42 WIT

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Sula, Sahlan Norau. (Istimewa)

Hukrim

Diduga Korupsi, Kepala DKP Kepulauan Sula Diperiksa

Kamis, 14 Agu 2025 - 22:33 WIT