RAKYATMU.COM – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Ternate, Maluku Utara menetapkan Daftar Calon Sementara (DCS) anggota DPRD pada Jumat (18/9/2023) lalu, sebanyak 540 Bacaleg merebutkan 30 kursi di 4 Dapil. Bacaleg pemilu 2024 berasal dari latar belakang berbeda-beda.
Satu diantaranya, Nurjannah, seorang penyandang difabel yang saat ini maju bertarung dengan Partai Nasional Demokrat (NasDem) Nomor urut 4 di Dapil I, yakni Kecamatan Ternate Tengah, Kota Ternate.
Bagi dirinya, memilih menjadi Bacaleg bukan semata-mata karena persoalan memperkaya diri saat terpilih, tetapi mewakili suara masyarakat yang selama ini tersumbat oleh kebijakan yang tidak berpihak, terutama masyarakat penyandang difabel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Untuk saat ini saya maju bukan mengatasnamakan masyarakat difabel tapi seluruh masyarakat, karena pada akhirnya semua orang akan mengalami difabel dengan sendirinya. Contoh kecil, ketika umur sudah bertambah pasti mengalami stroke maupun mata minus, maka akan membutuhkan alat bantu,” katanya saat ditemui di rumahnya pada Rabu (23/9/2023).
Menurut dia, penyandang difabel di Kota Ternate sebanyak 1.405 orang. Dan setiap tahunnya anak yang lahir dengan kondisi difabel akibat stunting, penyakit glukosa dan kecelakaan kerja, terus bertambah.
“Tanpa disadari setiap bulannya orang dengan penyandang difabel terus bertambah. Kalau bukan saya yang berjuang terus siapa lagi? Jangan bicara tentang difabel tanpa melibatkan kami,” ungkapnya.
Dia menyebutkan Unit Layanan Difabel (ULD) ketenagakerjaan ialah memberikan pelatihan bagi difabel, yang mempunyai kapasitas untuk bekerja seperti masyarakat pada umumnya, baik di BUMN, BUMD, dan swasta.
“Mereka juga butuh hidup layak. Tapi karena kebijakan yang tidak berpihak kepada mereka, maka label masyarakat untuk tetap tertempel kepada masyarakat difabel. Saya ingin menjadi bagian dari pengambilan kebijakan yang baik untuk dipraktekkan kepada masyarakat difabel,” tuturnya.
“Harus diingat difabel bukan penyakit tetapi mereka yang bekerja sehari-hari membutuhkan alat bantu. Mereka bukan sakit atau produk rusak, namun kita hanya berbeda,” imbuhnya. (**)
Penulis : Haerudin Muhammad
Editor : Diman Umanailo