RAKYATMU.COM – Pantai Tobololo adalah salah satu wisata pantai di Kota Ternate, Maluku Utara. Wisata pantai ini bertempat di Kelurahan Tobololo, Kecamatan Ternate Barat.
Di tempat itu, Wali Kota Ternate M. Tauhid Soleman membawa sejumlah OPD mendatangi rakyatnya untuk duduk bersama bercerita tentang perencanaan pembangunan kedepan.
Sebab maksud dari pertemuan ini adalah duduk berdiskusi dan mencari solusi atau bahasa lokal-nya tego serasa semakugasa (Teras).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Program yang digagas Bappelitbangda itu, diberi nama Foris atau Fokus Ramu Ide Bersama. Kegiatan ini mulai dilaksanakan semenjak 2022 hingga 2023.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Ternate melontarkan pertanyaan agar masyarakat memilih fokus pekerjaan tahun 2024 mendatang.
“Kira-kira apa yang harus diselesaikan duluan permasalahan yang ada di Kelurahan Tobololo dan hambatan seperti apa?,” tanya Wali Kota kepada Warga, Kamis (27/7/2023).
Pertanyaan itu akhirnya ditapis warga untuk memilih kegiatan yang dianggap urgen sesuai perencanaan pembangunan kedepan.
Beberapa hal yang menjadi masukan dari masyarakat seperti masalah pendidikan dan pemerataan pembangunan dan penataan pantai wisata Tobololo.
“Maka pemerintah hadir untuk bagaimana berpikir kesitu, guna melakukan pemerataan pembangunan baik di bidang pendidikan, pariwisata dan olahraga yang berada di masing-masing Kecamatan, termasuk Ternate Barat,” kata Tauhid menjawab masukan warga.
Mantan Sekretaris Kota Ternate itu, menyampaikan, Wisata Pantai Tobololo akan di didesain, karena dilakukan penataan.
“Maka akan ada perbaikan jalan masuk ke destinasi Wisata ini, yang sudah menjadi skala prioritas dan perencanaan Pemerintah di tahun 2024,” tuturnya.
“Ketika Foris dilakukan, maka eksekusinya jelas, apa yang saya sampaikan, wajib dipenuhi dan dieksekusi oleh pimpinan OPD teknis,” tegas Wali Kota.
Sementara, Kepala Bappelitbangda Kota Ternate Rizal Marsaoly mengatakan, Foris adalah instrumen untuk menjaring aspirasi masyarakat dan itu dimana saja dan kapan saja, guna menyelesaikan pembangunan di Kota Ternate.
Menurut Rizal, aspirasi bukan saja pada saat Musrembang, namun aspirasi itu kapan saja harus di dengar, walaupun perumusan APBD 1 kali dalam 1 tahun, tetapi aspirasi itu harus direspon.
“Nantinya pada saat perencanaan bisa jalan, karena saya tidak mau ada perencanaan tiba saat tiba akal,” tandasnya.
“Maka paling tidak informasi itu kita dapat, kita kaji, kita buat penelitian untuk menghasilkan rumusan dalam satu kebijakan, yang terarah, terpadu dan tepat sasaran,” pungkasnya. (**)
Penulis : Man
Editor : Diman Umanailo