RAKYATMU.COM – Bursa bakal calon Wali Kota Ternate semakin banyak pilihan, berbagai latar belakang bermunculan ke publik untuk mengikuti kontestasi politik yang digelar November 2024 nanti. Diantara yang mendaftarkan diri saat pembukaan penjaringan partai politik salah satunya ialah Rulfi Kanun Hanafi.
Rulfi telah memantapkan diri untuk maju bertarung sebagai keterwakilan semua kalangan. Namun begitu, masyarakat akar rumput menjadi perhatian khusus, karena berangkat dari pengamatannya masih banyak problem yang belum tersentuh oleh pemerintah yang harus dibenahi secara kolektif dalam perspektif bernegara demokrasi.
Sebagai putra daerah, Rulfi sudah berpikir matang arah pembangunan ke depan seperti apa jika terpilih dan nahkodai Kota Ternate, dengan mengusung tagline SMART yang merupakan singkatan dari sejahtera, mandiri, amanah, rasional dan terbuka. Saat ini, sudah mengembalikan formulir penjaringan ke partai Gerindra dan bertahap di beberapa partai lain.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kalau ditanya kenapa harus maju mengikuti pertarungan Wali Kota, karena saya sebagai putra yang lahir di Ternate dan melihat masih banyak hal yang harus dibenahi. Mungkin dengan pengalaman saya di birokrasi, sehingga saya bertekad mengambil langkah mengabdi untuk masyarakat,” katanya saat ditemui di kediamannya pada Kamis (25/4/2024).
Rulfi menjelaskan, Ternate harus dibangun dengan komitmen bersama, karena ada persoalan serius yang butuh konsentrasi untuk dilakukan pembenahan. Meski demikian, SMART adalah spirit yang lahir dari pengalaman maupun pengamatan terhadap realitas saat ini.
“Masyarakat yang benar-benar harus diperhatikan. Saya mengajak masyarakat Kota Ternate dari segala elemen dan intelektual supaya bersama-sama membangun manusia. Ternate terbuka dan berpikir rasional, maka dengan itu akan menuju yang diinginkan oleh pemerintah dan masyarakat,” jelasnya.
Rulfi mengungkapkan, selain persoalan sampah dan air yang kini jadi perhatian serius pemerintah dan bakal calon Wali Kota Ternate, tetapi ada hal yang tidak dipikirkan bahwa kepadatan penduduk juga mengancam ketersediaan pangan, karena terbatasnya lahan pertanian.
“Sehingga memanfaatkan pekarangan rumah bakal mengatasi inflasi mengenai bahan pangan khususnya dengan masif menanam hortikultura. Masyarakat perkotaan juga melestarikan lingkungan pekarangan. Sifat pemerintah itu melayani masyarakat bukan sebaliknya,” pungkasnya. (**)
Penulis : Haerudin Muhammad
Editor : Diman Umanailo