Harita Nickel Reklamasi Pasca Tambang untuk Pemulihan Ekosistem  

- Wartawan

Sabtu, 16 Maret 2024 - 09:53 WIT

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kawasan Reklamasi Pasca Tambang yang Dilakukan Penghijauan oleh Harita Nickel di Lokasi Pit Komodo, Pulau Obi. (Dok. Humas Harita Nickel for Rakyatmu)

Kawasan Reklamasi Pasca Tambang yang Dilakukan Penghijauan oleh Harita Nickel di Lokasi Pit Komodo, Pulau Obi. (Dok. Humas Harita Nickel for Rakyatmu)

RAKYATMU.COM – Harita Nickel gencar melakukan reklamasi pasca tambang di beberapa titik untuk pemulihan dan rehabilitasi lahan bekas pertambangan agar dapat digunakan kembali untuk menanam pohon dan membantu memulihkan ekosistem alam.

Bahkan lapisan tanah subur atau top soil di lokasi pertambangan dilakukan penumpukan atau disimpan agar digunakan kembali saat reklamasi di lokasi yang sudah ditambang. Hal ini sangat membantu mengembalikan keberlanjutan ekosistem dan kondisi tanah yang seimbang untuk dilakukan penghijauan.

Lokasi pertambangan Harita Nickel yang sudah dilakukan penghijauan dan berhasil itu dinamakan Pit Komodo. Beberapa jenis pohon yang ditanam sejak tahun 2019 telah tumbuh subur di lokasi seluas 11,83 hektare. Bahkan pemantauan rakyatmu, terlihat pohon Jati dan beberapa pohon berkualitas lain sudah bisa beradaptasi dengan kondisi lingkungan tersebut dengan ketinggian sekitar 6-7 meter.

“Kawasan Pit komodo adalah salah satu areal reklamasi untuk luas penanaman pohon periode tahun 2019 ada 11,83 hektare, namun secara keseluruhan 73,78 sesuai GPS sehingga total 201 hektare. Jadi sampai sekarang 2023 kurang lebih 5 tahun,” kata Nursery Operation Foreman PT TBP Steffani Silferansti belum lama ini.

Reklamasi dan penanaman ulang yang dilakukan oleh Harita sebagai bukti bahwa selain fokus menambang juga menjaga kelestarian lingkungan Pulau Obi. “Jadi salah satu upaya reklamasi eks tambang perusahaan yang bernama Pit Komodo ini jika dibandingkan dengan keasliannya jauh lebih orginal dari reklamasi sehingga bisa dikatakan berhasil dalam kawasan hijau,” ucapnya.

Tanaman yang ditanam kebanyakan tanaman pioner atau kelompok tanaman yang pertama kali tumbuh pada lahan pasca pertambangan. Selain itu, ada tanaman endemik juga tumbu di areal Pit Komodo. Bahkan tumbuhan lokal pun sudah bisa menyesuaikan dengan kondisi tanah pasca tambang.

BACA JUGA :  Panggung Kampanye Anies Baswedan di Ternate Membelakangi Baliho Capres Nomor 3, Anies: Apa Harus Dibiarkan

“Tanaman lokal diantaranya adalah Jabon merah, atau kayu pertukangan kelas dua, cemara laut, kayu putih, meranti, dan lain. Untuk tanaman lokal digunakan referensi, misalnya di kawasi Pulau Obi ada sekian macam tanaman, itu yang diambil dan diperbanyak namun dibutuhkan tanaman yang cepat tumbuh salah satunya pohon cemara karena menjadi naungan pohon lain,” jelasnya.

“Karena di sini kita menyimpan top soil atau lapisan tanah subur saat menambang. Kemudian top soil digunakan kembali saat reklamasi, sehingga tanaman lokal pun bisa tumbuh dan jenis pohon lainnya juga tumbuh secara alami,” pungkasnya. (**)

Editor : Diman Umanailo

Berita Terkait

Kunjungi Ternate, Wali Kota Paparkan Isu Kesehatan ke Wamenkes dan Tim FKUI
Ketua Komisi II DPR: Sofifi Tak Perlu Jadi Kota, Cukup Benahi Wajahnya
Tutup Usia 39 Tahun, Sosok Aipda Oman Umanahu Dimata Bupati Kepulauan Sula
Pemkot Ternate Bersama Perwakilan Warga Ubo Ubo Bahas Soal Lahan
Adat, Aspirasi, dan Provokasi Bertemu di Ujung Konflik DOB Sofifi
Rayakan Hari Anak Nasional, Wabup Pulau Taliabu: Generasi Masa Depan Bangsa 
Sekda Kota Ternate Berikan Bantuan Rompi untuk Porter: Garda Depan Pelayanan Bandara
Hari Anak Nasional, DP3A Kepulauan Sula Sosialisasi KtPA hingga Permainan Tradisional

Berita Terkait

Kamis, 31 Juli 2025 - 12:21 WIT

Kunjungi Ternate, Wali Kota Paparkan Isu Kesehatan ke Wamenkes dan Tim FKUI

Rabu, 30 Juli 2025 - 07:47 WIT

Ketua Komisi II DPR: Sofifi Tak Perlu Jadi Kota, Cukup Benahi Wajahnya

Sabtu, 26 Juli 2025 - 23:11 WIT

Tutup Usia 39 Tahun, Sosok Aipda Oman Umanahu Dimata Bupati Kepulauan Sula

Jumat, 25 Juli 2025 - 20:48 WIT

Pemkot Ternate Bersama Perwakilan Warga Ubo Ubo Bahas Soal Lahan

Kamis, 24 Juli 2025 - 21:32 WIT

Adat, Aspirasi, dan Provokasi Bertemu di Ujung Konflik DOB Sofifi

Kamis, 24 Juli 2025 - 19:28 WIT

Rayakan Hari Anak Nasional, Wabup Pulau Taliabu: Generasi Masa Depan Bangsa 

Kamis, 24 Juli 2025 - 18:02 WIT

Sekda Kota Ternate Berikan Bantuan Rompi untuk Porter: Garda Depan Pelayanan Bandara

Kamis, 24 Juli 2025 - 15:18 WIT

Hari Anak Nasional, DP3A Kepulauan Sula Sosialisasi KtPA hingga Permainan Tradisional

Berita Terbaru