RAKYATMU.COM – Arsitektur Pencinta Alam (Arsipala) Fakultas Teknik Universitas Khairun Ternate, Maluku Utara menggelar diskusi publik bertajuk “Orientasi Pecinta Alam dalam Menjaga Keseimbangan Pembangunan Berwawasan Lingkungan di Kota Ternate” yang bertempat di Upsala Coffee and Roastery pada Selasa (17/10/2023).
Diskusi dimulai pukul 16.00 WIT, hal tersebut merupakan rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Arsipala ke-VIII. Mereka juga mengundang pihak Dinas lingkungan Hidup (DLH) dan dewan Arsipala sebagai narasumber.
Dewan Arsipala, Mudatsir Saragi mengatakan, standar regulasi pembangunan di Kota Ternate ialah 70 persen ruang terbuka hijau (RTH) dan 30 persen digunakan sebagai pembangunan pemukiman dan lainnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menyebutkan, peningkatan populasi manusia di Kota Ternate juga memicu pembangunan yang tidak teratur secara regulasi sehingga berdampak besar terhadap lingkungan.
“Tahun 2023 kita lihat bersama pembangunan sudah tidak seimbang. Hal ini juga kurangnya peran komunitas pecinta alam, artinya kurangnya pengetahuan tentang lingkungan sehingga tidak ada pergerakan peduli lingkungan yang dilakukan,” ujarnya.
Ia menjelaskan, tidak eksisnya komunitas pecinta alam menanggapi persoalan kerusakan lingkungan juga menjadi tanda tanya besar, misalnya tercemarnya sungai Sagea di Halmahera Tengah belum ini menjadi ukuran bahwa pihaknya tidak peka dengan masalah yang terjadi.
“Sudah saatnya komunitas pencinta alam bergerak untuk menjaga keseimbangan lingkungan dan pembangunan. Kita harus peka, dampak lingkungan itu sangat besar terhadap manusia, karena ketergantungan manusia terhadap alam tidak bisa diingkari,” ungkapnya.
Sementara, Kabid PPKL DLH Kota Ternate, M. Syarif Tjan dalam pemaparannya menyampaikan, apabila semua komunitas bergerak untuk menjaga lingkungan, maka alam ini dipastikan berkelanjutan.
Syarif menyadari, pembangunan Kota Ternate dari sisi daya dukung dan tampung sudah berkurang, karena ruang terbangun dan tidak terbangun tidak seimbang lagi.
“Jadi teman-teman Arsipala bisa mengisi ruang yang kosong. Di dalam Arsipala ada ruang yang berbicara apapun menyangkut dengan lingkungan,” jelasnya.
Syarif mewakili pemerintah mengapresiasi penanaman pohon mangrove di Danau Tolire Kecil oleh Arsipala. Ia juga berpesan, Arsipala hanya butuh konsistensi, karena soal komitmen sudah clear (selesai). (**)
Penulis : Haerudin Muhammad
Editor : Diman Umanailo