RAKYATMU.COM – Heskiel Warga Desa Pelita, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, menyerahkan 1 Pucuk Senjata Standar Non Organik Jenis Revolver kepada Kapten Arh Sumardiono Danki Satgas Yonarhanud 3/YBY.
Dansatgas Letkol Arh Achmad Yani, saat dikonfirmasi melalui telepon menyampaikan bahwa senjata yang diserahkan itu merupakan hasil pendekatan kepada masyarakat sejak awal bertugas, dimana anggota pos melaksanakan kegiatan dengan tiga metode pembinaan teritorial baik Komsos, Bintahwil maupun Bakti TNI di Desa binaan masing-masing.
“Dalam melaksanakan kegiatan teritorial di masyarakat saya berpesan kepada seluruh anggota karena di Maluku Utara ini pernah terjadi konflik horizontal diduga masih ada warga menyimpan senjata api,” kata Dansatgas pada Kamis (3/8/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Karena itu, ia meminta anggota untuk menyampaikan kepada masyarakat saat kegiatan, supaya tidak menyimpan senjata api dan menyerahkan ke satgas, karena kita semua cinta damai.
Sementara Kapten Arh Sumardiono Danki SSK III Salimuli menyampaikan hingga mendapatkan senjata tersebut. Kata dia, saat mendapat undangan dan menghadiri acara ibadah tutup tahun natal di Desa Pelita bertemu dengan salah satu jemaat gereja Pelita atas nama Heskiel.
Tempat tersebut, lanjut Sumardiono, mereka berbincang terkait adat istiadat setempat dan bagaimana Desa Pelita terbentuk. Heskiel menceritakan bahwa Desa Pelita terbentuk setelah ada kerusuhan dan menjadi tempat untuk mengungsi warga yang terkena dampak kerusuhan dari beberapa wilayah.
“Banyak korban dan pelaku kerusuhan yang masih menyimpan Senjata organik untuk berjaga-jaga apabila suatu saat nanti moment buruk yang dulu terulang kembali,” kata Sumardiono mengulangi cerita Heskiel.
Untuk mengenal lebih dekat dengan Heskiel dan warga lainya Kapten Arh Sumardiono mempunyai inisiatif setiap hari sabtu melaksanakan anjangsana di Desa Pelita melaksanakan kegiatan yang sifatnya bersama masyarakat, baik karya bhakti, mengail dan olahraga sehingga meningkatkan hubungan emosional antara masyarakat dengan Satgas.
Bahkan Kapten Arh Sumardiono sudah di anggap anaknya sendiri dan akhirnya Heskiel bercerita bahwa dulu bapaknya pernah memiliki senjata api yang digunakan untuk jaga-jaga pada saat kerusuhan.
“Saya meminta kepada Danki lebih baik menyerahkan kepada satgas agar tidak ada kecemasan dan bisa bermasyarakat dengan baik. Akhirnya Danki menyerahkan senjata tersebut kepada Satgas,” pungkasnya. (**)
Penulis : Fanklin Sangadi
Editor : Diman Umanailo