“SARJANA”

- Wartawan

Senin, 20 Maret 2023 - 22:09 WIT

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sulistiani Sapsuha, Mahasiswa STKIP Kie Raha Ternate

Sulistiani Sapsuha, Mahasiswa STKIP Kie Raha Ternate

PUISI : Sulistiani Sapsuha

 

Satu kata yang mungkin seng asing lagi terdengar

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Satu kata yang orang rela berjuang diatas penderitaan demi dapa gelar sarjana.

Ya, itu sarjana..

Cuman tagal sarjana orang tua rela berkorban demi eta deng nai pung masa depan.

Orang tua rela seng dapa isi poro, seraya nasi satu dua biji asal eta deng nai pung poro taisi.

Bahkan orang tua rela korbankan rasa malu.

Iyo malu..

Malu yang eta deng nai seng tau, orang tua dapa uang itu dari mana?

Ada deng seng ada, orang tua usaha kasi ada cuman karna eta deng nai su minta untuk memenuhi  kebutuhan

BACA JUGA :  Buruh Pabrik

Eta deng nai…

Jang lupa di saat eta deng nai pung barangkat mau pigi kuliah.

Orang tua kasih dudu eta deng nai dalam satu gubuk.

Gubuk tua yang dimana eta deng nai sama-sama deng dong pada waktu itu.

Meja makan jadi saksi atas janji, deng sumpah yang orang tua ucap par eta deng nai pada saat itu.

Papa antar deng pesan, mama antar deng air mata.

Sakingnya terlalu sakit, dong cuman bisa sapu dada dan tunduk pada tanah.

Di atas meja makan papa ucap sepatah dua kata “Eta deng nai, papa pung susah ini, susah lagi”.

Tapi papa deng mama akan berjuang demi eta deng nai bisa sekolah tinggi kaya orang lain.

BACA JUGA :  Pendapat Hukum Tentang 2 Terdakwa WNA yang Lolos dari Jerat Hukum

Demi eta deng nai pung masa depan, demi eta deng nai pung hidup kedepan seng susa macam apa yang papa deng mama rasa saat ini.

“Kuliah supaya eta deng nai bisa jadi orang”

Tapi, eta deng nai jang lupa makna dari jadi orang.

Jadi orang yang bisa memanusiakan orang

Bukan nanti eta deng nai su jadi orang-orang basar, lalu lupa akan deng orang-orang kacil.

Pesan singkat tapi penuh makna, dari eta deng nai pung orang tua.

“Wakdab Pia Matua in Pateka Ika” sampe nanti eta deng nai bisa jadi orang dibawah orang, bukan nanti jadi orang diatas orang.

Berita Terkait

Proyek Strategis, Derita Sistematis
Akar Kemiskinan Nelayan Postradisional
Nelayan Dalam Pusaran Perubahan Ekologi
Dari Barta Caceres Sampai Hutan Mangoli; Ikhtiar Pesona Pulau Kecil
Tambang dan Sejuta Penderitaan
Surat Terbuka untuk DPRD Kepulauan Sula, Fraksi PDI Perjuangan
Ekstraktivisme dalam Artificial Intelligence: Hoaks atau Alarm Ekologi?
Membangun Kota Ternate, Menjaga Khasanah Kie Raha ‘26 Tahun Pemkot Ternate’

Berita Terkait

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 15:27 WIT

Proyek Strategis, Derita Sistematis

Senin, 15 September 2025 - 10:06 WIT

Akar Kemiskinan Nelayan Postradisional

Kamis, 11 September 2025 - 19:50 WIT

Nelayan Dalam Pusaran Perubahan Ekologi

Senin, 14 Juli 2025 - 15:02 WIT

Dari Barta Caceres Sampai Hutan Mangoli; Ikhtiar Pesona Pulau Kecil

Kamis, 10 Juli 2025 - 14:10 WIT

Tambang dan Sejuta Penderitaan

Kamis, 10 Juli 2025 - 09:06 WIT

Surat Terbuka untuk DPRD Kepulauan Sula, Fraksi PDI Perjuangan

Sabtu, 14 Juni 2025 - 19:09 WIT

Ekstraktivisme dalam Artificial Intelligence: Hoaks atau Alarm Ekologi?

Senin, 21 April 2025 - 09:05 WIT

Membangun Kota Ternate, Menjaga Khasanah Kie Raha ‘26 Tahun Pemkot Ternate’

Berita Terbaru

Oplus_16908288

Ruang Menulis

Proyek Strategis, Derita Sistematis

Sabtu, 18 Okt 2025 - 15:27 WIT